Jumat, 27 Desember 2019

Allah Tidak Memberatkan suatu Diri

2/286  Allah tidak memberatkan suatu diri kecuali menuurut kesanggupannya. Untuknya apa yang dia lakukan dan atasnya apa yang dia lakukan. "Tuhan kami, jangan terima kami jika kami lupa atau salah. Tuhan kami jangan bebankan atas kami tugas sebagaimana Engkau membebankan atas orang-orang sebelum kami. Tuhan kami, jangan beratkan kami yang tiada kesanggupan kami padanya. Dan maafkanlah kami dan ampunilah kami, serta rahmatilah kami. Engkaulah pimpinan kami, maka tolonglah kami terhadap orang-orang kafir". (3/176, 4/124, 34/25, 35/18, 40/40, 22/78, 23/62).

3/176  Tidak akan menyusahkanmu orang-orang yang berlomba pada kekafiran. Mereka tidak membahayakan Allah sesuatupun. Allah ingin agar tidak menjadikan untuk mereka bahagian di Akhirat, dan untuk mereka siksaan besar. (4/60, 4/63, 6/44, 6/65, 16/26, 2/85, 3/91).

4/60  Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang mengajarkan bahwa mereka beriman dengan apa yang diturunkan kepadamu dan apa yang diturunkan sebelummu. Mereka ingin mencari hukum kepada taghut, dan sungguh mereka diperintah kafir padanya (taghut itu). Setan ingin menyesatkan mereka pada kesesatan yang jauh. (4/51, 4/81, 6/33, 6/112, 9/101, 16/25, 17/73, 17/74).

4/124  Dan siapa yang berbuat dari kesholehan baik lelaki maupun perempuan dan dia beriman, maka itulah yang akan masuk Surga, dan tidak dizalimi sedikitpun. (3/162, 16/97, 17/77, 40/40).

34/25  Katakanlah: "Tidaklah kamu akan ditanyai tentang dosa kami dan tidak pula kami ditanyai tentang apa yang kamu kerjakan”. (7/6, 15/92, 15/93, 6/164, 39/7, 34/50).

35/18  Dan tidaklah yang berbeban memikul beban orang lain, dan jika yang diberati menyeru kepada bebannya (bawaannya), tidaklah dibawa daripadanya sesuatu, walaupun berkerabat. Sesungguhnya yang engkau beri peringatan adalah orang-orang yang takut pada Tuhannya yang dalam ghoib, dan mendirikan Shalat. Dan siapa yang bersikap cerdas, maka sesungguhnya dia bersikap cerdas untuk dirinya, dan kepada Allah tempat berkumpul. (2/286, 6/164, 53/38, 53/39, 39/7, 31/33, 80/34, 80/35, 80/36, 80/37, 35/28, 36/11, 8/2, 8/3, 23/2, 23/4).

40/40  Siapa yang beramal jahat, maka tidaklah dibalas kecuali persamaannya. Dan siapa yang beramal sholeh dari laki-laki atau perempuan dan dia Mukmin, maka itulah yang akan masuk Surga, diberi rizki di dalamnya tanpa perhitungan. (5/105, 6/160, 3/114, 13/26, 30/37, 34/39).

22/78  Berjihadlah (berjuanglah) pada Allah dengan jihad (perjuangan) yang hak (logis/benar). DIA telah memilihmu, dan tidaklah DIA jadikan atasmu pada Diin (Agama) itu suatu halangan, millah (ajaran) Bapakmu Ibrahim. Dia (Ibrahim) yang menamakan kamu Muslimin dari dulunya dan dalam AlQur’an ini, agar Rasul itu jadi pemberi bukti (penyaksi) atas kamu, dan kamu menjadi penyaksi (pemberi bukti) atas manusia. Maka dirikanlah Shalat dan berikanlah zakat, dan berpeganglah pada Allah. DIA (Allah) adalah pimpinanmu, sangat nikmat DIA selaku pimpinan dan sangat nikmat DIA selaku penolong. (61/10, 22/75, 33/39, 3/95, 6/161, 16/123, 4/125, 2/143, 16/89, 6/163, 27/91, 39/12, 2/131, 17/78, 11/115, 2/238, 8/3, 2/177, 19/31, 22/41, 73/20, 3/173, 5/55, 5/56, 40/51). (Catatan:Ayat-Ayat AlQur’an terkorelasi dari Ayat yang satu dengan yang lainnya, saling menjelaskan, kemudian akan membentuk struktur pengertian tentang sesuatu.Itulah peMahaman AlQur’an secara ”Tematik”, akan terkait satu sama lain tidak terputus dari seluruh AlQur’an. Kalau kita bisa memahami AlQur’an secara Tematik itu, akan diperoleh berbagai Ilmu Pengetahuan tingkat tinggi yang sangat di butuhkan oleh manusia dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Bahkan untuk melihat kehidupan nanti di Akhiratpun cukup jelas, sehingga orang yang memahami AlQur’an secara kaffah akan menjadi orang yang cerdas, lalu muncul ”Kesadaran tingkat tinggi” menuurut kesadaran Hati nuurani. Seluruh manusia akan tentram dan damai tanpa permusuhan, kalau orang memahami AlQur’an secara kaffah dalam arti yang sesungguhnya).