Rabu, 23 Oktober 2019

Positron





35/1  Segala pujian untuk Allah yang menyusun Samawat (planet-planet) dan Bumi, yang menjadikan Malaikat sebagai Rasul-Rasul (utusan-utusan), yang memiliki sayap dua-dua(elektron dan positron) dan tiga-tiga (lapisan ionosfer) dan empat-empat (seperti sejenis Shuur). DIA tambahkan pada ciptaan itu apa yang DIA kehendaki (Malaikat dari jenis itu dengan ditambah unsur kehidupan). Sesungguhnya Allah menentukan atas tiap sesuatu. (11/7, 41/9, 41/10, 41/12, 87/3, 87/4, 87/5, 87/6, 50/17, 21/32, 100/1, 69/13, 69/17, 15/21).

35/45 Kalau Allah mengambil manusia karena apa yang mereka kerjakan, tidaklah ada yang tinggal di atas punggungnya (permukaannya) dari dabbah (makhluk berjiwa). Tetapi DIA mengakhirkan sampai pada ajal (waktu) tertantu. Maka ketika datang ajal (waktu) mereka, maka Allah melihat kepada hamba-hamba-NYA. (6/2, 7/34, 10/49, 8/68, 42/14).

(Catatan: Surat Fathir Ayat 1, Malaikat selaku Rasul (utusan) berasal dari proses susunan Samawat dan Bumi. Maka Malaikat selaku utusan (Rasul) ada yang bersayap dua-dua yaitu timbulnya elektron dan positron pada setiap atom. Dan yang bersayap tiga-tiga yaitu elektron dan positron yang bergabung menjadi lapisan ionosfer masing-masing Bumi, sebagai pelindung dari sinar ultra violet dari Matahari. Sedangkan yang bersayap empat-empat adalah Mar’a yang mengapung ke angkasa lalu membentuk Shuur yang bergerak bebas tanpa orbit tertentu, maka dia bergerak sangat cepat. Shuur itu nantinya akan diutus oleh Allah untuk melakukan tugas dalam Kehancuran Total. Itu semua berarti seluruh makhluk ciptaan Allah berasal dari proses secara alami, yaitu jin dari api diantara bintang dan Matahari, dan dukhon, dan manusia dari thin yaitu pecahan planet, sedang Malaikat dari unsur-unsur elektron dan positron yang berasal dari akibat perputaran Bumi dan Mar’a pada setiap bintang).