Selasa, 29 Januari 2019

Matahari di Selatan Equator

65/12  Allah yang menciptakan tujuh Samawat, dan dari Bumi permisalannya (minal Ardhi mitslahunna). Akan naik turun urusan diantara mereka (Samawat dan Bumi), agar kamu ketahui bahwa Allah menentukan atas tiap sesuatu, dan bahwa Allah sungguh menguasai ilmu tiap sesuatu. (3/83, 16/49, 42/29, 84/19, 41/9, 41/12).



Bumi


Mars

33/72  Sesungguhnya Kami telah menunjukkan amanat atas Samawat (planet-planet) dan Bumi ini serta gunung-gunung, lalu keduanya menolak untuk memikulnya (membawanya) dan mereka merasa berat daripadanya, dan manusialah yang memikulnya (membawa akibatnya). Bahwa dia (manusia itu) adalah zalim dan bodoh. (12/4, 20/6, 42/29, 24/45, 16/49). 



Catatan: Ayat ini menerangkan bahwa dulunya planet-planet dalam Tatasurya kita ada sebelas. Ketika putaran dua masa pertama sangat panas, maka planet-planet yang lain tidak sanggup mempertahankan, maka ada satu yang pecah, terletak di antara Mars dan Yupiter, yang disebut asteroid atau planetoid. Kalau planet itu tidak pecah tentu bisa ditempati manusia, karena pecah, maka manusia yang memikul akibatnya dan tidak bisa menempati. Hal itu diinformasikan dalam mimpinya Nabi Yusuf ada sebelas kaukab (palnet-planet) yang dilihat bersujud, satu Bulan dan satu Matahari dalam satu Solar System kita dalam Surat/Ayat: 12/4.

97/5  Keselamatan, dia hingga terbit fajar. (24/44, 25/62, 79/29, 11/81). 

Catatan: AlQur’an diturunkan ketika Sidratil Muntaha persis berada di atas orbit Bumi, yang disebut “malam Qodar” atau “malam ketentuan”. Keadaan yang seperti itu akan menjadikan kondisi Bumi dan juga planet-planet di bawahnya, misalnya Yupiter, Saturnus, Mars dan Bumi kita keadaannya sangat bagus. Karena Sidratil Muntaha itu sangat besar dalam posisi terjauh dalam wilayah Tatasurya kita, maka akan menimbulkan keadaan cuaca di Bumi sangat baik, karena adanya penyebaran radiasi dari Sidratil Muntaha yang besar itu ke seluruh planet yang melintas. Setiap seribu Bulan, maka Yupiter dan Saturnus berada di-atas orbit Bumi yang berakibat radiasi dari kedua planet itu sangat membahayakan Bumi ini, karena Yupiter itu besarnya 318 kali Bumi dan Saturnus 95 kali Bumi. Ketika Bumi melintas akan tertimpa radiasi Matahari yang menuju ke Yupiter dan Saturnus, karena jaraknya Bumi dengan kedua planet itu relatif dekat. Akibatnya akan banyak bencana yang akan menimpa Bumi, misalnya: gempa Bumi, angin putting beliung, tsunami, tanah longsor, banyak banjir yang mengakibatkan bencana dll. Malam Qodar itu kalau dihitung sekarang tidak selalu terjadi pada Bulan Ramadhon. Tetapi dalam “Malam Qodar” dimana Sidratil Muntaha diatas orbit Bumi bertepatan dengan AlQur’an diturunkan, yang waktu itu terjadi pada Bulan Romadhon, maka kondisi Bumi justru lebih baik, karena Sudratil Muntaha itu sangat jauh dari Bumi kita ini. Ruh yang turun di dampingi para malaikat, ketika itu menuurunkan wahyu kepada Muhammad saw, yaitu AlQur’an. Keselamatan adanya penyebaran radiasi (energy positif yang sangat besar) hanya sampai terbit fajar, karena ketika Fajar sudah terbit, maka posisi Sidratil Muntaha sudah bergeser dan tidak peris diatas Bumi secara lurus, tetapi sudah bergulir, kemudian terbit Matahari sudah masuk wakti siang).