Senin, 06 September 2021

Sulthon

55/33 Wahai masyarakat jin dan manusia, jika kamu sanggup melintasi daerah Samawat dan Bumi (ruang angkasa) maka lintasilah. Tidaklah kamu akan melintasi kecuali dengan sulthon (daya= IPTEK). (29/44, 65/12, 43/13, 84/19).

(IPTEK = Ilmu Pengetahuan dan Teknologi)

(Allah memanggil intelektual masyarakat Jin dan masyarakat Manusia agar memadukan riset tentang IPTEK guna pengembangan teknologi ruang angkasa)

("Sulthon" ini memiliki gambaran teknologi tentang akselerasi partikel hingga melampaui kecepatan cahaya dan menghilang dari wujud yang disebabkan perputaran dan perpindahan,  tetapi obyek tersebut akan segera kembali "ada" dan "utuh tanpa cacat" ketika akselerasi partikel diturunkan kembali seperti pada awalnya)

27/40 Berkata orang yang padanya ada ilmu dari Kitab: "Aku akan mendatangkan padamu dengannya (Arsy itu) sebelum kedipan matamu kembali padamu”. Setelah dia melihatnya menentukan padanya, berkata (Sulaiman): "Ini adalah karunia dari Tuhanku untuk menguji aku, apakah aku bersyukur atau kufur. Dan siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya, dan siapa yang kufur, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Mulia”. (2/269, 3/7, 35/28, 2/155, 67/2, 21/35, 14/7, 7/10).

4/153  Meminta kepadamu ahli Kitab (dari Bani Israil) agar kamu turunkan atas mereka Kitab dari angkasa (langit). Sungguh mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar dari itu. Mereka berkata: "Perlihatkanlah kepada kami Allah secara nyata”. Lalu petir menyambar mereka karena kezalimannya. Kemudian mereka mengadakan ijil (anak sapi) sesudah sampai pada mereka keterangan-keterangan, lalu Kami ma’afkan dari yang demikian itu. Dan Kami berikan Musa daya (sulthon) yang nyata. (2/55, 3/99, 6/47, 7/143, 2/60, 2/74, 7/160).

(Teknologi ini pernah ada dan dipakai para Nabi antara lain Ibrahim, Musa dan Muhammad ketika Mi'roj atau perjalanan ruang angkasa dari planet ketiga (Bumi) hingga planet kesepuluh (planet di atas Pluto);  Berangkat dan kembali hanya memerlukan waktu kurang dari satu Malam) 

53/7 Dan dia (Muhammad waktu itu) berada di ufuk yang tinggi (planet tertinggi dalam Tatasurya kita) (17/1, 81/24, 23/17, 78/12).

53/17 Dan sungguh dia (Ibrahim) telah melihatnya (tempat itu) pada waktu yang lain (6/75, 29/26, 37/99).

97/5 Keselamatan, dia hingga terbit fajar. (24/44, 25/62, 79/29, 11/81). 

(Catatan: AlQur’an diturunkan ketika Sidratil Muntaha persis berada di atas orbit Bumi, yang disebut “malam Qodar” atau “malam ketentuan”. Keadaan yang seperti itu akan menjadikan kondisi Bumi dan juga planet-planet di bawahnya, misalnya Yupiter, Saturnus, Mars dan Bumi kita keadaannya sangat bagus. Karena Sidratil Muntaha itu sangat besar dalam posisi terjauh dalam wilayah Tatasurya kita, maka akan menimbulkan keadaan cuaca di Bumi sangat baik, karena adanya penyebaran radiasi dari Sidratil Muntaha yang besar itu ke seluruh planet yang melintas. Setiap seribu Bulan, maka Yupiter dan Saturnus berada di-atas orbit Bumi yang berakibat radiasi dari kedua planet itu sangat membahayakan Bumi ini, karena Yupiter itu besarnya 318 kali Bumi dan Saturnus 95 kali Bumi. Ketika Bumi melintas akan tertimpa radiasi Matahari yang menuju ke Yupiter dan Saturnus, karena jaraknya Bumi dengan kedua planet itu relatif dekat. Akibatnya akan banyak bencana yang akan menimpa Bumi, misalnya: gempa Bumi, angin putting beliung, tsunami, tanah longsor, banyak banjir yang mengakibatkan bencana dll. Malam Qodar itu kalau dihitung sekarang tidak selalu terjadi pada Bulan Ramadhon. Tetapi dalam “Malam Qodar” dimana Sidratil Muntaha diatas orbit Bumi bertepatan dengan AlQur’an diturunkan, yang waktu itu terjadi pada Bulan Romadhon, maka kondisi Bumi justru lebih baik, karena Sudratil Muntaha itu sangat jauh dari Bumi kita ini. Ruh yang turun di dampingi para malaikat, ketika itu menuurunkan wahyu kepada Muhammad saw, yaitu AlQur’an. Keselamatan adanya penyebaran radiasi (energy positif yang sangat besar) hanya sampai terbit fajar, karena ketika Fajar sudah terbit, maka posisi Sidratil Muntaha sudah bergeser dan tidak peris diatas Bumi secara lurus, tetapi sudah bergulir, kemudian terbit Matahari sudah masuk wakti siang).